Postingan

Lantunan

Hujan, boleh temani aku sebentar? Izinkan aku perlahan membuang rasa yang ku buatkan khusus untuk dia bersama aliran rintikmu yang tanpa arah. Meskipun aku merindukannya dan aku mendengar alunan lagu yang kau lantunkan, tapi rasanya mustahil bahwa dia merasakan dan mendengar hal yang sama. Meskipun rasanya sulit untuk mempertahankan agar rasa ini tak jatuh tepat pada senyumannya, tapi nyatanya aku tak punya tenaga yang berarti untuk menghindarinya.

Inikah?

Gambar
Cinta adalah cara bagaimana merelakan dia dengan orang lain, Cinta yang membuatku diam-diam menyebutkan namanya dalam hati, Perasaan berkecamuk yang melebur bersama keringat dari mataku, Bagaikan mengatur takdir permulaan, Entahlah harus ada reaksi apa lagi dari hati ini, Setelah melihat dia bersama seseorang semakin membuatku pilu, Mimpi-mimpi yang ku rajut seketika kusut hanya karena sehelai benang nasib, Mendengar burung-burung yang terus menyampaikan berita pahit, Membuat lorong-lorong hati menjerit dan menghimpit pembuluh darah, Aku ingin kembali merasa dicintai, Dan sudah cukup lelah menanti, Juga akan hancur dengan kebosanan mencintai,

A b s t r a k

Gambar
Simfoni indah yang menggetirkan lara Datang di saat lesung pipimu terlihat Tafsiran abadi yang tak terpecahkan artinya Angin yang menabrakku takkan pula mampu menjawabnya Biola kesepian terlalu lelah untuk mencari Debu-debu yang menempel tanpa izin kian berdatangan Kau pukul bongkahan batu lusuh dalam hati Sehingga penat ini terus muncul Raungan yang tak akan pernah terdengar olehmu Senyuman yang hampir terwujud Langkah yang mengikutimu diam-diam Tak sadarkah aku sakit karenamu? Aku ingin mengukir kisah kita Tapi sebelum aku memasuki lembaranmu Dengan tegas kau menolaknya tanpa alasan Tinta yang ku beli kini sia-sia 21 Jan 2013

Hasil Jepretan Gua :*

Gambar
"Cireng Terbang Kesana Kemari" "Pandangan Pagi di Kaki Bosscha" "Bosscha, Ruangan Sang Zeiss" "Tangan Pengubah Dunia" "Ruangan Imajinasi" "Sang Dedaunan Dalam Terik" "Ketulusan Sebuah Permohonan" "Sebuah Asa" "Pukulan Keras dari Kehidupan" "Tetesan Air Penuh Rizki" "Buatan Tangan" "Si Manis Memblok Jalan" "Si Manis Lagi Capek" "Di Pusat Keramaian"

diam (puisi)

Gambar
di sudut dalam hati diam-diam menantinya dalam celah mencari lekukan wajahnya asa yang tak perlu dijawab asa yang seharusnya tak perlu diucap untuk kembali menyapa hari dengan lesung pipinya yang manis karena selama ini, dia tak menjadi mentari yang hangat dia tak menjadi alunan nada dalam hujan dia tak menjadi warna yang melengkapi pelangi dia hanya menjadi bintang yang bersinar sesaat kemudian tenggelam dalam cahaya bulan purnama tapi itulah yang membuatnya berharga yang membuatku selalu menunggunya disetiap khayalanku hingga tak sadar dentingan itu sudah terlalu sering mengingatkanku tapi itu juga yang membuatku gundah membuatku hampir putus asa untuk meraihnya karena dia...terlalu jauh

Masih.. (puisi)

Gambar
kau masih menjadi surya.. masih menjadi sosok yang kuharapkan disetiap detiknya masih menjadi mahkota yang tak kuasa ku pungkiri pesonanya masih menjadi cahaya yang terus memancarkan energi kau masih menjadi sebuah keteduhan... masih menjadi ketenangan yang selalu kurindukan masih menjadi getaran yang tak pernah kuduga kedatangannya masih menjadi embun yang menemani warnaku rindu ini kuhadirkan dengan balutan harapan, aku masih menikmatinya hinggap dibenakku...

Gertakan Kecil dalam Hati

Kali ini cermin tempatku berpijak hancur Menjadi sebuah kepingan tiada arti Tanpa tanda yang ku dapati Kini, bagaimana aku bisa memperbaiki diri? Harus ku apakan lagi serpihan ini? Ku satukan kembali? Bagaimana bisa?                 Aku. Seorang perempuan belia yang tidak tahu diuntung. Selalu mengeluh dengan segala celah yang bisa ku keluhkan. Perempuan lajang yang kurang ajar dan tidak tahu diri. Entahlah. Memang sangat tidak wajar.